Jumat, 18 Oktober 2019

FONOLOGI BAHASA ARAB UNTUK PENUTUR INDONESIA

FONOLOGI BAHASA ARAB UNTUK PENUTUR INDONESIA

Penulis : Dr.Nasaruddin, M.Ed
Penerbit: Lisan Arabi
Cetakan: Kedua/2016
Ukuran : 16 x 23 cm
Hlm/Kertas: iv + 218/ HVS


(TULISAN BERBAHASA ARAB)

Harga : Rp. 55.000


===================================
PEMESANAN:
CALL/SMS. 08155601919


SIAP KIRIM2 SELURUH NUSANTARA

al arabiyYah Wa Ilmu al Lughoh al Hadits


 al Arabiyyah Wa Ilmu al Lughoh al Hadits

Penulis:
 Prof. Dr. Mohamed Mohamed Dawood (Suez Canal Universty Mesir) yg terbit di Indonesia.
Bersama Dr. H. Uril Bahruddin MA. Seketaris Prodi PBA S3 UIN Maliki Malang

(ISI BERBAHASA ARAB)
Terbitan Th Januari 2018
14.6x21
Hal,. xiv + 282 (297)
ISBN 978-602-5704-01-7
Harga,. 59.750
WA. 08155601919

Ada Beberapa Alasan Kenapa Buku ini layak dan penting dibaca oleh semua pemerhati an pengkaji ilmu Linguistik


  • 1. Buku ini mengupas masalh-masalah mendasar seputar linguistik'moderen yg menjadi landasan  pokok bagi para pembelajar kajian kebahasaan secara umum dan bahasa arab secara khusus
  • secara soesifik, buku ini juga mengupas bahasa arab kontemporer dan problematika,beserta solusi alternatifnya
  • hal sangat menarik dari buku ini ialah kepuasan tentang geografi  bahasa arab kontemporer yg belum pernah dikaji oleh linguistik arab sebelumnya
  • Buku ini juga Mengupas Secara detail tentang skil performance bunyi bahasa Arab dimana di dalamnya menyatukan antara bahasa Arab klasik dan kontemporer dalam kerangka modern
  • Buku ini akan menjadi Lumbung Pengetauhan Baru bagi para Pemerhati dan pencinta Bahasa Arab


kitab Asy-Syāmil fī Balāgah al-Qur‘ān I bookstore Malang

https://bookstoremalang.blogspot.com/


                   الشامل في بلاغة القرآن
Judul : Asy-Syāmil fī Balāgah al-Qur‘ān
Penulis : Dr. H. Afifuddin Dimyathi, Lc., MA.
Diterbitkan : Lisan Arabi
Ukuran : 17 x 24 cm
Kertas : HVS/ Hard Cover
Halaman : Jilid I: 523 hlm
Jilid II: 525 hlm
Jilid III: 587 hlm

ISI TULISAN MENGGUNAKAN BHS ARAB

Harga : 370.000
HP/WA 081-5560-1919 
===========================
الشامل في بلاغة القرآن
تأليف: الدكتور عفيف الدين دمياطى

Tidak ada, dan bahkan tidak akan pernah ada yang mampu menandingi keindahan bahasa Alquran. Dari seluruh aspek lugawīnya, semuanya indah. Siapapun yang membacanya dengan rendah hati akan menemukan ḥalāwah dan bahjah yang luar biasa. Fawātiḥ bulagā’ dan aṣḥāb al mu‘allaqāt mana pun tak mampu menyaingi fawātiḥ al-suwar-nya, apalagi menyanggahnya. Setiap kata, frasa, klausa dan kalimatnya terkonstruk dengan indah, bahkan selalu menyandang makna yang dapat mendedahkan dan menciptakan rasa. Semakin ia digali semakin dalam pula kedalamannya. Semakin ia diarungi semakin tak bertepi. Semakin ia ditelusuri semakin banyak melahirkan misteri. Tak heran bila tafsir tak berhenti hingga saat ini.
Pesan-pesan sastrawi yang diusung oleh Alquran tidak hanya menyandang aspek verbalistik dan pesan linguistik, namun menyimpan sejuta pesan, kesan dan hikmah yang begitu agung. Tentu derajat ketersingkapan semua pesan itu sangat tergantung pada pengetahuan sastrawi dari para perenung sastra Alquran. Dengan demikian, tidaklah sama input spiritualitas antara orang yang memahami sastra Alquran dengan orang yang tidak mengerti sastra Alquran. Karena itu, sangatlah perlu kita memahami sastra Alquran. Agar dapat menangkap keindahannya. Misalnya dengan cara menganalisis aspek sastrawi pada setiap kata, frasa, klausa, atau kalimat dalam Alquran.
Sebagai contoh, bila anda seorang ahli sastra, maka anda akan memandang ayat berikut dengan ilmu sastra yang bersemayam di otak dan qolbu anda:
وَقِيلَ يَٰٓاأَرْضُ ٱبْلَعِى مَآءَكِ وَيَٰاسَمَآءُ أَقْلِعِى وَغِيضَ ٱلْمَآءُ وَقُضِىَ ٱلْأَمْرُ وَٱسْتَوَتْ عَلَى ٱلْجُودِىِّ ۖ وَقِيلَ بُعْدًا لِّلْقَوْمِ ٱلظَّٰلِمِينَ
Dan difirmankan: "Hai bumi telanlah airmu, dan hai langit (hujan) berhentilah," dan airpun disurutkan, perintahpun diselesaikan dan bahtera itupun berlabuh di atas bukit Judi, dan dikatakan: "Binasalah orang-orang yang zalim". (Hud: 44)
Dalam ayat ini, anda akan menemukan 20 keindahan balaghah Alquran berikut:
1) Al Jinās antara kata ابلعي dan kataأقلعي.
2) Isti‘ārah dalam kedua kata tersebut.
3) Thibāq antara kata السماء (langit) dan kata الأرض (bumi).
4) Majaz dalam kalimat {يا سماء} karena maknanya adalah Wahai Hujan.
5) Al Isyārah dalam kalimat {وَغيضَ المَاءُ}, karena ia mengandung banyak makna, air tidak akan menyusut sampai langit menghentikan hujan dan bumi menelan air yang keluar darinya.
6) Al Irdāf dalam penggunaan kata {واسْتَوَتْ} menggantikan kata yang biasa digunakan yaitu استقرّتْ, dan ini menambah kekuatan maknanya.
7) At Tamtsīl dalam kalimat {وقُضي الأمر}.
8) At Ta'līl, karena kalimat {غيض الماءُ} adalah alasan terdamparnya perahu Nabi Nuh.
9) At Taqsīm, karena ayat ini menyebutkan semua keadaan air ketika surut, yaitu berhentinya hujan, penyerapan air oleh bumi dan penurunan ketinggian air.
10) Al Ihtirās dalam doa penutupnya, agar tidak dipahami bahwa banjir global ini juga mengenai orang yang tidak bersalah.
11) Husnun Nasaq (indah dan serasi).
12) I'tilāf al Lafżī Ma'a al Ma'nā (kecocokan lafaz dan makna).
13) Ijaz, Karena ini menceritakan proses berakhirnya banjir global dengan kalimat yang ringkas.
14) At Tashīm, karena awal ayat membantu memprediksi akhirnya.
15) At Tahdzīb, karena semua mufrodatnya sangat indah.
16) Semua kata mudah diucapkan, fasih, dan susunannya tidak rumit.
17) Husnul Bayaan, karena pembaca atau pendengar akan langsung memahami ayat tsb ketika membaca atau mendengarnya.
18) At Tamkīn, karena akhir ayatnya kokoh, dan tidak menyebabkan kebingungan.
19) Al Insijām, karena masing2 kata sangat sesuai menempati posisinya.
20) Al I'tirāḍ dalam kalimat وقضي الأمر.
Analisis di atas hanyalah contoh kecil dari sekian tak terhingga kandungan sastra yang ada pada ayat-ayat Alquran. Informasi lebih lanjut tentang kandungan sastra pada ayat-ayat Alquran tersebut dapat anda pelajari dalam kitab: (الشامل في بلاغة القرآن). Yaitu sebuah kitab yang secara mendalam menguak aspek-aspek sastra yang terdapat pada ayat-ayat Alquran. Dari mulai surat al-Fatihah sampai surat an-Nash. Kitab ini ditulis oleh Dr. H. Afifuddin Dimyathi, Lc., MA. Beliau adalah salah satu penulis muda yang produktif di Nusantara.